Ini kehidupanku.
Aku
lahir pada tanggal 12 juni 1993, 18 tahun yang lalu. Banyak pengalaman yang aku
rasakan selama itu, aku lahir dalam keadaan sehat, aku anak ke empat dari empat
bersaudara, aku anak yang paling kecil, aku bangga terlahir ke dunia ini alhamdulillah
ya allah, terimakasih ayah, terimakasih mamak.
Aku
di beri nama Azizah nur fitriana itu nama terbaik yang diberikan orangtuaku,
karena aku lahir pada saat hari raya idul fitri jadi namaku ada fitrinya,
azizah itu artinya perkasa/gagah dari bahasa arab aziz, karena aku perempuan
jadi azizah ddeh, nur itu artinya cahaya dan fitriana sendiri terinspirasi dari
bunda ku teman kuliah ayah, Riana namanya, dia sudah lama menikah namun belum
diberikan seorang anak, aku di anggap nya sebagai anak angkat. Jadi, kalau di
gabungkan makna dari namaku adalah : saya cahaya suci yang gagah perkasa, aku
di beri nama itu agar kelak menjadi anak seperti arti namaku. Orangtua ku
berharap seperti itu, aku senang memiliki mereka.
Aku
di didik dan di ajarkan banyak hal yang bersumber agama. Ayah seorang ustad dan
ibuku seorang guru Sd di sekolah swasta. Begitu besar pengorbanan ayah dan
mamakku, ayah yang saat itu bekerja di kantor walikota sabagai hansib ayah
pergi naik vespa, dari rumah kami di tanjung sari lumayan jauh perjalanan nya.
Begitulah setiap harinya, sedangkan mamak mengajar di sd, naik sepeda dengan
menggendong dan membawa empat anaknya, satu di keranjang, satu di gendong, dan
dua lagi di tempat duduk belakang, sepeda jaman dulu, antik dan tahan lama.
Sebelum kesekolah dan mengajar,
mamak menitipkan aku di rumah nenek. Sementara abang dan kakakku tetap di
sepeda karena mereka sekolah di sd tempat mamak mengajar. Ketika aku berusia lima tahun aku iri
melihat teman yang lain pada sekolah, aku meminta sama mamak, mak aku ingin
sekolah seperti mereka, dan mamak pun menyetujuinya, aku di belikan seragam
sekolah beserta jilbab.
Hari pertama sekolah, aku senang
sekali banyak teman, awalnya masih takut-takut tapi aku terus mencari teman
baru. Setelah seminggu merasakan sekolah, aku mulai bosan dan lelah. Jadi,
setelah itu aku tidak sekolah lagi dan mengulang di tahun berikutnya, ketika
usia ku genap enam tahun. Di yang kedua kalinya ini aku senang dan benar-benar
siap untuk sekolah, aku duduk di kelas 1 dan wali kelas nya : ibu Anibar guru
bahasa Indonesia.
Teman-teman di kelas ku memang tidak banyak
kami di kelas berjumlah 23 orang, teman-temanku sangat baik padaku, aku sering
berkunjung ke rumah teman yang lain untuk bermain bersama karena rumah kami
tidak berjauhan , dan mereka pun sering main ke rumahku. Aku tidurnya di rumah
nenek, saat sore tiba aku mulai bersiapa-siap untuk di antar ke rumah nenek,
rumah nenek di padang bulan tidak terlalu jauh tapi aku di antar ayah dan
mamak, saat malam aku mengerjakan pr di rumah nenek, aku juga selalu
menceritakan apa yang aku lakukan di sekolah setiap harinya, nenek pun
menanggapi ceritaku.
Sebelum
tidur nenek juga sering menceritakan kejadian yang pernah nenek alami dulu.
Nenek bercerita tentang kakek yang meninggal ketika perang sama penjajah dulu.
Kakek kehilangan kaki sebelah kiri karena di tembak oleh penjajah, aku masih
sempat mengenali kakek, kakek memang hebat. Walaupun dengan satu kaki dan satu
kaki palsu kakek mampu turun ke sawah dan bertani, aku juga sering beermain di
sawah bersama adik-adik sepupuku, kami senang sekali.
Enam
belas tahun kemudian, aku telah tumbuh remaja aku tamat sd dan smp sekarang aku
duduk di kelas x Sma, alhamdulillah sudah merasakan seragam putih abu-abu.
di tunggu ya kelanjutan ceritanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar