Minggu, 11 Maret 2012

sejarah hidupku


Ini kehidupanku.

Aku lahir pada tanggal 12 juni 1993, 18 tahun yang lalu. Banyak pengalaman yang aku rasakan selama itu, aku lahir dalam keadaan sehat, aku anak ke empat dari empat bersaudara, aku anak yang paling kecil, aku bangga terlahir ke dunia ini alhamdulillah ya allah, terimakasih ayah, terimakasih mamak.
Aku di beri nama Azizah nur fitriana itu nama terbaik yang diberikan orangtuaku, karena aku lahir pada saat hari raya idul fitri jadi namaku ada fitrinya, azizah itu artinya perkasa/gagah dari bahasa arab aziz, karena aku perempuan jadi azizah ddeh, nur itu artinya cahaya dan fitriana sendiri terinspirasi dari bunda ku teman kuliah ayah, Riana namanya, dia sudah lama menikah namun belum diberikan seorang anak, aku di anggap nya sebagai anak angkat. Jadi, kalau di gabungkan makna dari namaku adalah : saya cahaya suci yang gagah perkasa, aku di beri nama itu agar kelak menjadi anak seperti arti namaku. Orangtua ku berharap seperti itu, aku senang memiliki mereka.
Aku di didik dan di ajarkan banyak hal yang bersumber agama. Ayah seorang ustad dan ibuku seorang guru Sd di sekolah swasta. Begitu besar pengorbanan ayah dan mamakku, ayah yang saat itu bekerja di kantor walikota sabagai hansib ayah pergi naik vespa, dari rumah kami di tanjung sari lumayan jauh perjalanan nya. Begitulah setiap harinya, sedangkan mamak mengajar di sd, naik sepeda dengan menggendong dan membawa empat anaknya, satu di keranjang, satu di gendong, dan dua lagi di tempat duduk belakang, sepeda jaman dulu, antik dan tahan lama.
            Sebelum kesekolah dan mengajar, mamak menitipkan aku di rumah nenek. Sementara abang dan kakakku tetap di sepeda karena mereka sekolah di sd tempat mamak mengajar. Ketika aku berusia lima tahun aku iri melihat teman yang lain pada sekolah, aku meminta sama mamak, mak aku ingin sekolah seperti mereka, dan mamak pun menyetujuinya, aku di belikan seragam sekolah beserta jilbab.
            Hari pertama sekolah, aku senang sekali banyak teman, awalnya masih takut-takut tapi aku terus mencari teman baru. Setelah seminggu merasakan sekolah, aku mulai bosan dan lelah. Jadi, setelah itu aku tidak sekolah lagi dan mengulang di tahun berikutnya, ketika usia ku genap enam tahun. Di yang kedua kalinya ini aku senang dan benar-benar siap untuk sekolah, aku duduk di kelas 1 dan wali kelas nya : ibu Anibar guru bahasa Indonesia.
 Teman-teman di kelas ku memang tidak banyak kami di kelas berjumlah 23 orang, teman-temanku sangat baik padaku, aku sering berkunjung ke rumah teman yang lain untuk bermain bersama karena rumah kami tidak berjauhan , dan mereka pun sering main ke rumahku. Aku tidurnya di rumah nenek, saat sore tiba aku mulai bersiapa-siap untuk di antar ke rumah nenek, rumah nenek di padang bulan tidak terlalu jauh tapi aku di antar ayah dan mamak, saat malam aku mengerjakan pr di rumah nenek, aku juga selalu menceritakan apa yang aku lakukan di sekolah setiap harinya, nenek pun menanggapi ceritaku.
Sebelum tidur nenek juga sering menceritakan kejadian yang pernah nenek alami dulu. Nenek bercerita tentang kakek yang meninggal ketika perang sama penjajah dulu. Kakek kehilangan kaki sebelah kiri karena di tembak oleh penjajah, aku masih sempat mengenali kakek, kakek memang hebat. Walaupun dengan satu kaki dan satu kaki palsu kakek mampu turun ke sawah dan bertani, aku juga sering beermain di sawah bersama adik-adik sepupuku, kami senang sekali.
Enam belas tahun kemudian, aku telah tumbuh remaja aku tamat sd dan smp sekarang aku duduk di kelas x Sma, alhamdulillah sudah merasakan seragam putih abu-abu. 
di tunggu ya kelanjutan ceritanya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar