Mencekam
Hitam yang mencat langit malam
Berlindung kepada kesepianku
Begitu menakutkan
Tenggelam pula kesenduan bersama angin semilir
Jutaan perangsang menghamburkan baying
Pondasi-pondasi kehidupan yang hilang
Duniaku kian mengencer
Kehampaan tenggelam dalam baying sempurna
Air muka bukit yang sepi jiwa
Namun menakutkan
Aku kerut dan tinggal tertekan
Hampa terus lewat bersama angin yang semilir
Aku tinggal tertekan , tapi muncul
Di duniaku yang sudah mengencer
4 november 2011
Azizah nur fitriana
Kepada Si papa
Aneh dan aneh rasa nya
Berpasang-pasang bola mata menatap ku
Menjatuhkan dosa
Lantas terderitakankah tatap begini ?
Atap-atap terlalu rendah
Dan tangan ku Cuma bisa menggapai
Di antara sela-sela tak ber udara
Di mana kelu mengawang-awang
Takut menggoreskan shubuh yang salah
dan perjalanan masih jauh
tapi di anatara kami
tak ada yang meleraikan lagi
saudara-saudaraku , se ayah se ibu
kita orang-orang ter asing
terluput dari garis tuhan dan jalan besar
mungkin liang lahat bagi kami telah menganga
tetapi apa liang lahat bagi kita
kita terjatuh pada liang lahat
sebelum sempat berucap kata
kepada atasan
barangkali jiwa kita jiwa ksatria
menobelkan diri dari hamparan bunga
saling melindaskan hati kita
saling menggenggam tangan kita ;
karena kita bersaudara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar